Selasa, 01 April 2014

Pe "Re" mpuan Cahaya



Khusus orang dewasa yaa

"Ayo samperin..." ujarku kepada Re:
Ia diam terpaku. Air matanya meleleh.
"Kamu saja. Datangi dia, dan peluk dia," jawabnya lirih
"Lha, ngapain kamu kemari kalau harus aku juga yang memeluknya."
"Sudah kamu kesana, peluk dia...peluk dia untukku"
"Kamu saja sendiri"
"Gue keringetan"
"Gak apa, ayo sana..."
"Gue ini pelacur..." kata Re: nyaris tak terdengar." Jangan sampai ditubuhnya melekat keringat pelacur. Peluk saja dia untukku."

Kiranya itu adalah potongan percakapan yang membuatku merasakan Re, perempuan subjek penelitian skripsinya kang maman.
 Well lucu juga yaa, aku tak sempat bertanya, why he is called with Kang. Kang itu kan bahasa Sunda, and so far I know, he's coming from Makasssar. Well… nevermind. Back to Re


Undangan pertama yang ku iyakan dari komunitas emak2blogger membuatku bertemu dengannya. 
"Ren tau Maman Suherman gak?" Mak Fadhlun menanyakan narasumber kita hari ini
"Gak!, nanti aja disana taunya..."

Jujur saja, ketika launching sebuah buku atau novel atau prodak sekalipun aku tak pernah mencari tau dulu siapa dia. Biasanyakan orang peduli pada profil dan latar belakangnya. Hehehehe…aku?

Sebenarnya simple, alasanku Cuma satu. Aku ingin melihat gambaran utuh seorang narasumber itu dari kacamataku sendiri, dari sudut pandangku sendiri. Kadang kalau kita lihat profinya dulu, kita sudah merasa wah banget karena latar belakangnya atau jika tidak sesuai ekspetasi kita cenderung meremehkan.
Well..my view.
yang botak tuh kang Maman :) sebelahnya lagi ngitungin daki, si fikri. intersting jokes bro ;)

Lelaki yang tegas, pintar, normal (eye catch banget, tulisan di kaosnya.I'm lesbian ;pecinta wanita.wkwkwkwk...), good analysis, pandai bicara, sip deh…at least hello effect plusnya dapet

Oke, nah sekarang bergerak ke bukunya

Tulisan disamping cukup jelas PeRe:mpuan ada
Dapat dikasih ama yang nulis :)
lah Nur

Apa maksudnya perempuan adalah  Nur (cahaya)?
Cahaya yang bagaimana yang dimaksud?
Perempuan memberikan penerangan seperti apa yang diinginkan…

Physically, cantik, seksi, menarik, tinggi putih atau hitam manis kaya aku.wkwkwkwk..GR abis

Mentally, baik, lembut, taat, bertutur kata sopan, hangat, perhatian,penuh etiket
Terampil, pandai memasak, mengurus rumah, ngurusin anak, cari duit

Yes! These are definitely Pe Re:mpuan adalah Nur. CAHAYAAA
Tapi tak ada manusia yang sempurna….juga perempuan

Membaca novel ini, teringat Jakarta undercover. Gak tau tuh siapa pengarangnya lupa. Cerita yang hampir mirip. Kehidupan malam, beragam orientasi seksual, hal-hal yang membuatku tercengang, menangis lalu datar.

Pe Re: mpuan adalah cahaya. Lets check cahaya yang Re: miliki



Satu hal yang pasti, Ibu adalah ibu…betapapun buruknya ia. Ia tetap seorang ibu, orang yang melahirkanmu, berpayah-payah selama Sembilan bulan kau selalu dibawanya.
 Aku pernah bertanya pada siswaku. 
“Apakah kau berat membawa tas?” yes miss.
 Bisakah kau meletakkannya? Bisa lah miss kata mereka serentak.
Nah apakah sekarang ringan? Pastinya.

 Sekarang Tanya ibumu yang sedang mengandung  atau perempuan mengandung yang kalian temui. Apakah mereka berat dengan kandungannya? Bisakah mereka meletakkannya sebentar? Karena terlalu lelah untuk membawanya kesana kemari.

Pasti kalian tau jawabannya kan?..
siswaku hanya diam menunduk
“Jangan berteriak pada ibumu, untuk berbagai hal, pasti ia punya alasan melakukannya”.
  • *      Cahaya pertama : Ia mempertahankan anak yang ada dalam kandungannya, sampai lahir ke dunia
Re: adalah ibu, ibu dari seorang anak perempuan yang bernama Melur. Dengan keyakinan dan kesadaran yang tinggi akan dampak sebuah lingkungan terhadap perkembangan seorang anak. Re: menitipkan Melur pada seorang wanita yang amanah(Alhamdulillah)

Ia menyadari betul, lingkungannya akan membuat anaknya mau tidak mau akan seperti dia. 

Ada pertanyaan menggelitik ketika kang Maman mengatakan bahwa lokalisasi sesungguhnya sebuah solusi yang baik, karena penyakit lebih mudah terkontrol, penyuluhan lebih mudah diberikan dan pemerintah bisa mendapat pajak darinya. Keburukan penutupan lokalisasi adalah para pelacur akan tersebar di jalan, tidak jelas bagaimana mengontrol penyakitnya, dan kekerasan, kesewenang-wenangan terhadap para wanita jalanan itu akan semakin tinggi tingkatnya.
Lalu bagaimana dengan keputusan Re: menjauhkan anaknya dari lingkungan itu jika tau memang kondisinya buruk. Apakah semua ibu di lokalisasi itu menitipkan pada orang lain, atau membesarkannya sendiri dilingkungan yang memang ia tidak bisa keluar darinya. Aku yakin walaupun gak punya data, banyak anak-anak dilokalisasi yang tidak mengetahui siapa ayahnya dan tinggal disitu memperhatikan kondisi sekitar dan akhirnya menjadi mereka atau memang dikaderkan untuk menjadi mereka. Na’udzubillah min dzalik.

Aku tidak boleh menjudge orang, walaupun bagiku terlihat sangat buruk. Mereka mungkin merasakan neraka dunia yang mengikat mereka. Ya Allah

  • *      Cahaya kedua : Ia menyadari “lingkungan” adalah faktor penting yang mendukung perkembangan anak
Salah satu kesulitan menjadi orang tua tunggal adalah pemenuhan materi. Like me! Aku ingat ketika keluar dari rumah itu tanpa sepeserpun di kantong, dengan cicilan motor yang mesti harus kubayar. Airmata mengiringi jejak langkahku. tapi aku harus tetap kuat.

Melamar ke berbagai perusahaan, berbagai tempat kursus dan mencari privatan
Ada sebuah perusahaan di Thamrin, aku dapat panggilan. Alhamdulillah, semangat 45 aku menuju kesana, selama seminggu kami trial. Mentornya wanita cina cantik tinggi berpenampilan menarik, hari berikutnya pria ganteng bersih menawan dan cerdas.Di hari ke enam,kami diberikan pengumuman. ada dua orang berprestasi katanya, salah satunya aku. Aku dipanggil ke ruangan yang cukup mewah, lalu dijanjikan posisi menarik, cukup membuatku GRdan ngiler dengan fasilitas yang ditawarkan. Tapi syaratnya, aku harus memberikan investasi dulu 10 juta, lalu aku bisa mencapai posisi itu. Gee…yang benar aja. 

Pulangnya aku diantar pria menawan itu sampai ke halte. Sambil ngobrol gak jelas
Besoknya, aku tak datang lagi… Keren gedung and orangnya doank, isinya “A liar and hypocrite”.osshh

Aku mulai mengajar di tempat-tempat kursus. Lumayan bahasa Inggrisku gak memalukan. Tapi kebutuhan hidup, listik, air, pampers, susu dll. Tak bisa dipenuhi dengan itu. Alhamdulillah dapat tawaran transcript writer dari abangku. Satu kaset bisa 300rb. 

Mulailah hari-hari dimana aku harus mendengarkan kaset lalu mengetiknya, sampai-sampai aku tertidur di depan computer.Ada satu hal yang kuingat sampai sekarang. Aku menuliskan notes yang kutempel di pinggir layar monitor. Tulisan itu …Susu,pampers, cereal, cicilan motor. Setiap rasa kantukku datang tulisan itu kerap membuat punggungku menegak dan mulai mengetik lagi. Sesekali anakku seliweran didepan computer berharap bisa bermain denganku, tatapan matanya membuatku luluh dan ingin segera bermain dengan mereka. Setengah melayang aku bermain bersama anakku. Tubuhku doyong kesana kemari, karena tidurku hanya 3jam sehari kadang juga gak jelas kapan aku tidur, karena aku mentranscript bisa sampai pagi. Lalu pergi mengajar.

Punya kenangan itu, membuatku bersyukur. Melihat kehidupan Re: membuatku lebih bersyukur.

Ya, Re memiliki harapan pada anaknya. Seperti kebanyakan ibu di dunia ini. Pasti mereka ingin anaknya tumbuh dengan baik, dan jauh lebih baik dari mereka. Begitupun Re: dengan pekerjaanya itu ia menghidupi anaknya, memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Walaupun ketika membacanya terkadang terlintas di kepalaku, benarkah ia menderita dengan posisinya atau ia menikmati posisinya dengan segala orientasi seksual yang tanpa hati ia jalani. Sekali lagi aku tak mau menjudge Re:, aku tak kenal, ini hanya pandanganku ketika membacanya. Setuju atau tidak, marah atau benci, silakan.

  • *      Cahaya ketiga : Naluri seorang ibu, memenuhi kebutuhan anaknya untuk lebih baik darinya
Aku sering mengatakan pada siswaku, pada anakku, pada diriku bahwa hidup itu selalu tentang pilihan.
Life is always a choice. Bagaimana kita memilih…
Baik atau buruk, selalu ada konsekuensinya. Bahkan ketika semua hal buruk pun, kita tetap harus memilih mana yang terbaik diantara yang terburuk itu.
Lalu aku berpikir, para wanita itu. Apakah mereka punya pilihan?

Mereka tobat, mereka mati
Mereka keluar, mereka tak bernyawa
Mereka lari, mereka “habis”
Pilihan untuk menjadi baik hanya satu solusinya “DIBUNUH”
Oh Gosh, what kind of life is that?...

“Seorang pelacur Tewas Tersalib di Tiang Listrik Jalan Blora. Tubuhnya penuh sayatan”. Headline berita Koran sore (Re: 147)
Pada akhirnya ia  mampu memilih.
  • *      Cahaya keempat. Ia mampu menetapkan pilihannya dibanding pasrah menjalani kehidupan.
Aku tidak ingat dibagian mana dari buku ini yang mengatakan
"Kalu aku mati, akankah aku masuk surga?"
  • *      Cahaya kelima ia percaya Tuhan
Lima cahaya itulah yang bisa kusimpulkan dari buku kang Maman mengenai Re:
-----------------------------------II-------------------------------------------------------------------------------------
“Bahasa kasar”, ujar ibuku, ia membacanya ketika aku menceritakan pertemuan hari ini padanya
“Ya memanglah, namanya juga lingkungan mereka. Mungkin hanya itu bahasa yang ia pahami”.aku menimpalinya. 

Pandanganku…
Untuk mengetahui bagaimana mengatasi solusi yang buruk, kita tidak harus terjun bersama dengan keburukan itu untuk mendapatkan pemahaman.

Kenyataanya dunia diluar sana “Gila”, kalau gue punya anak, gue bekalin dia kondom kalau keluar rumah. Bukannya gue ngijinin dia berbuat seks tapi kalau ada apa-apa” kata Fikri, stand up comedian disana, yang ngasih tahu twitternya @Fikrirasta, tapi sampai detik ini aku gak tau yang mana karena fikrirasta di twitter buanyaakkk, ditambah gak ada gambar fotonya. Hadeuhh

Benarkah? Gila yang kamu tahu, aku tidak terlalu tahu.

Keren dan menyenangkan yang aku selalu tanamkan dikepalaku. Aku selalu ingin bertanya ini kepada bu Elly Risman, komnas anak, komnas perempuan atau yang sejenisnyalah

Pernahkah meriset betapa banyak orang baik, anak baik, anak berprestasi, anak kreatif, anak hebat diluar sana yang “tidak” harus menjalani dulu fase yang dinamakan “kenakalan remaja”

Bukankah sebaiknya imbang pemberitaannya, ketika angka pemerkosaan ada tiap berapa menit sekali. Ada pula anak yang berjuang habis-habisan untuk menyelesaikan sekolahnya atau orang tua miskin atau kaya yang mampu menelurkan anak berprestasi. Walaupun mungkin jumlahnya tidak banyak, paling tidak berita ini seharusnya juga santer terdengar, mengimbangi berita yang isinya hanya hal-hal mengerikan.

Hal ini kurang menarik bukan, dibanding melongo membaca berbagai tindak kejahatan, yang menurutku membentuk mainstream berpikir kita bahwa semua ini negative, kita di jejali oleh hal-hal yang berbau negative hingga tak sempat berpikir positive dan akhirnya menganggap hal negative itu adalah sebuah hal yang biasa saja dan memang sudah layaknya terjadi disekeliling kita.

Sebagai pendidik, mari jawab pertanyaanku. Untuk apa kau menyekolahkan anakmu di sekolah dasar,pertama, menengah Islam atau bahkan pesantren?
Kau pasti punya jawaban dan harapan yang besar untuk itu kan?
Dengan semua yang terjadi di luar sana yang kau ketahui, sekolah islam menjadi  solusimu untuk meng”amankan anakmu dari dunia mengerikan. Kau salah! Salah besar!
Solusinya ada pada dirimu, pada keluargamu. Solusinya menahan hasrat pribadimu untuk berbuat yang tidak baik, solusinya kembali ke rumah. Jangan hanya punya harapan lalu tak bertindak. Kekanglah keinginanmu untuk melakukan hal tak baik demi masa depan anakmu. Tak pernah menyerah untuk belajar menjadi orang baik, ketika dunia sudah menjadi sangat memuakkan. Bukan berarti impian itu tidak terjadi. Menjadi teladan bagi keluarga bukanlah hal yang munafik
Semua permasalahan social ini solusinya adalah keluarga. 

Adapun mengenai ketidak setujuan kang Maman mengenai ditutupnya lokalisasi dengan alasan yang dikemukakan sebelumnya. Adalah pilihan kang maman untuk memegang alasan itu. Aku menghormatinya

Aku hanya mau menukil (Re:159) Kompas, Metropolitan, hal 25.”Perdagangan Manusia: Kami sudah Tidak tahan dilacurkan”. Tiga perempuan muda dikabarkan akhirnya bisa tersenyum setelah berhasil diselamatkan tim penyidik kepolisian. (Re:160). Tak Cuma mereka bertiga, tapi total 28 perempuan muda. Bayangkan itu baru dari satu penampungan.”
Paragraf diatas, bukankah melegakan membacanya.

……………......Bayangkan jika satu lokalisasi dihapuskan………………………………..…………..

Mainstream yang terbentuk mengarahkan pada kekhawatiran
Bentukan positive dari hal itu seakan sirna, harapan keindahan hampir tak bisa terbayangkan bukan?
Jika memang Nukilan kompas itu benar, maka akan banyak wanita yang terbebaskan dan mencoba menjadi baik. 
Memaksa dan menjerat pemerintah kalau perlu mengancam dengan pisau atau bazooka untuk memberikan peluang usaha yang kreatif.Karena negara juga bertanggung jawab.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم؛ أَنَّهُ قَالَ : أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ. وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. فَاْلأَمِيْرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ. وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْهُمْ. وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ. وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

Melakukan berbagai usaha untuk mengarahkan mereka kepada kebaikan. Tugas kita, tugas saya, kamu,kalian semua. Meyakinkan mereka bahwa kehidupan bisa lebih baik.
Bukankah itu yang Kang Maman inginkan ketika bertemu kemarin.” Agent of Change”, siapapun kita.

with love, pray, hope and Action
Re: ni






Tidak ada komentar:

Posting Komentar