Minggu, 11 November 2012

Wujudkan Ide-ide mu




“Ihh, kantin kita kotor ya, sampah dimana-mana...gak ada yang ngerti kalimat tong sampah kali ya?”, Ujar salah satu siswi
“Eh, gimana kalau kita ambilin aja sampah yang ada, yang dekat kita aja, gak usah yang jauh-jauh” temannya berpendapat
Sontak satu meja mentertawakannya.
Mereka memberikan komentar bersahutan, “ Ah sok alim luh”, “ Eh jeng, udah ada petugasnya, ngapain repot-repot?!”, “ Sana kalau kamu mau, aku sih ogah”. Lalu satu anak mengomandoi sambil mengarahkan lainnya untuk menunjuk pada salah satu siswi yang memberikan ide tersebut “1..2..3..” Yaaa”
Siswi itu menjawab “Aku kan cuma memberikan ide, daripada kalian pada complaint sampah terus setiap hari!, kedut-kedut kupingku tahu!”


Dan serangkaian kalimat lainnya ketika saya sedang bersama mereka.
Memang, untuk bergerak dan menjadi diri sendiri dikalangan remaja itu sulit. Mengapa saya bisa bicara begini, karena saya juga pernah menjadi remaja, 20 tahun yang lalu. Nge geng, berkelompok, ngobrolin cowok, ngobrolin orang, mencela orang memang paling enak kalau dikerjakan rame-rame. Belum di tambah kalimat celaan yang berlomba-lomba dimunculkan, siapa yang mencela paling parah yang jadi pusat perhatian.  Seru habis kalau udah mencela orang.
Untuk remaja, percaya pada diri sendiri, menjadi diri sendiri agak sulit. Butuh remaja dengan kepribadian kuat yang berhasil, sisanya gemar untuk menjadi follower.
Saya teringat kisah Columbus  sepulang ia menjelajah samudera dan menemukan benua baru yang ia sebut Amerika. Banyak orang yang salut padanya, dan banyak pula yang mencibir. Di antara mereka ada yang mencibir,”kalau sekedar menemukan daratan yang sudah ada pun saya juga bisa”

 
Tidak tahan dengan komentar miring tentangnya, di depan orang banyak ia menyatakan “ Saya puas telah menemukan daratan tersebut dan berterimakasih pula pada orang-orang yang telah mendukung saya. Namun saya akan lebih bangga lagi jika ada orang yang bisa memecahkan tebakan saya” lanjutnya.
Ia lantas mengeluarkan sebutir telur
“Siapa yang bisa meletakkan telur yang saya bawa ini dengan tegak di atas meja di hadapan saya, saya akan rela melepas gelar penemu daratan baru itu dan menyerahkannya kepada orang tersebut”
Orang saling berkomentar, mereka berbisik-bisik. Mustahil telur yang oval itu bisa berdiri tegak, beberapa orang yang penasaran maju ke depan dan ingin mencobanya. Namun tidak satupun dari mereka yang berhasil. Hingga ada seseorang dari belakang barisan berteriak “Jangan membodohi kami dengan tebakan konyol seperti ini, tak ada satupun telur yang dapat berdiri tegak di atas meja, kami sudah membuktikannya. Nah kalau kau bisa coba buktikan, maka kau memang layak  diberi gelar sebagai penemu daratan itu!”
Ternyata orang yang berteriak itu adalah salah satu orang yang mencibirnya. Columbus segera mengambil telur tersebut dan memecahkan sedikit cangkang  pada salah satu ujungnya, kemudian meletakkan telur itu di meja, tegak.
“ Apa yang anda lihat, sebuah telur yang berdiri tegak di atas meja bukan?” ujar Columbus
Orang-orang berkomentar, “Kalau seperti itu caranya sih, aku juga bisa!”
Yang menarik adalah komentar balik dari Columbus. “Kalau Anda bisa, mengapa anda tak melakukannya tadi?”
Yup! Teman jika kamu lelah dengan berbagai celaan orang yang meragukan dirimu, sesekali tantang mereka dengan karya yang kamu wujudkan, dengan ide yang kamu realisasikan.  Orang-orang dengan karakter suka mencibir dan mencemooh selalu saja tak bisa menghasilkan sesuatu. Miskin karya. Hanya bisa mengkritik. Tapi tanpa solusi.
Kita takkan pernah menghasilkan apapun, kita takkan pernah berkarya apapun. Jika cuma hanya memberi ide. Buktikan,  amalkan.
Ujian impian hanyalah cibiran, keberhasilan adalah tepuk tangan. Ayoo teman, berikan idemu, wujudkan impianmu.
Thanks for seventh grade(...) all of u my inspiration, and for sure my pray for you always.
With love. Ms. Reni Sundari
Fathi Mustaqim dalam bukunya Mega Inspirasi. Hal 143-145. Media Insani

1 komentar: