Baru saja selesai menonton Live, Love and Music di ANTeve.
Kebetulan bintang tamunya Iwan Fals yang
setiap lirik lagunya begitu dalam dan penuh makna. Dipandu oleh Vincent sebagai hostnya.
setiap lirik lagunya begitu dalam dan penuh makna. Dipandu oleh Vincent sebagai hostnya.
Di setiap pergantian lagu, Vincent melakukan obrolan dengan
bang Iwan.
“Kenapa” balas bang Iwan.
“Karya-karya abang banyak menginspirasi saya” jawab Vincent
yang kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
“Bang, apa arti pahlawan menurut abang?”
“Bang, apa arti pahlawan menurut abang?”
Sedikit ragu, sambil memegang-megang jenggot tipis yang
menaungi dagunya bang Iwan menjawab
“Pahlawan itu, apa ya... Pahlawan itu ya...orang-orang yang
tidak pernah menyebut dirinya pahlawan. Ia hanya berguna. Anda, saya, kita semua
pahlawan.Betul?”
Senyuman yang menjadi ciri khasnya menemani pandangan matanya
mengitari ruangan studio yang sesak dengan fans OI.
Percakapan itu tentunya bukan tanpa maksud. Percakapan itu
berkaitan dengan hari ini tanggal 10 November yang tertera pada kalender
Indonesia sebagai hari Pahlawan.
Hari dimana 6000
pejuang Indonesia meninggal dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.
Tapi hal tersebut terjadi setelah melakukan perlawanan maksimal yang tak pernah
diduga oleh pihak Inggris. Sekenanya 3 hari Surabaya tertaklukkan, menjadi 3
minggu tertaklukkan. Waktu yang fantastis untuk mempertahankan diri dari
penjajah Inggris yang notabene mempunyai perangkat militer lengkap. Orasi yang
diberikan Bung Tomo kepada rakyat Surabaya mampu membangkitkan kepercayaan diri
para pejuang untuk melawan para penjajah Inggris. Teringat kalimat terakhirnya “Dan
yakinlah saudara-saudara pada akhirnya kemenangan akan berada di pihak kita,
sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara bahwa
Tuhan akan melindungi kita. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar, Merdeka!”
Wah rasa-rasanya menonton orasi bung tomo di http://www.youtube.com/watch?v=QIAtRAsGpGI
membawa saya ke alam perjuangan pada masa itu. Ya pahlawan itu tidak pernah
menyebut dirinya pahlawan, tidak pernah merasa berjasa, typical orang tawadhu.
Pahlawan itu...
Menjadikan generasi muda sebagai pahlawan tentunya menjadi
salah satu tanggung jawab seorang guru. Menanamkan nilai nasionalisme,
menumbuhkan daya juang, merangkai semangat membangun negeri, dan mendorong ia untuk menjadi orang
yang mampu melampaui dirinya.
Sikap pahlawan itu membangun pondasi bangsa. “Tidak ada
bangsa yang maju jika tidak ada sikap pahlawan” Anhar Gonggong, Dosen FIA
peraih Nabil Award 2010 berpendapat.
Adapun sikap pahlawan itu adalah sikap seseorang yang mampu
melampaui dirinya. Ia mampu berbuat ketika orang lain hanya duduk diam, melihat
dan banyak mengeluh.
Sikap yang dalam Islam disebut “mengamalkan” inilah yang disebut
sebagai sikap seorang pahlawan.
Perhatikanlah lirik lagu Iwan Fals berikut ini
Perhatikanlah lirik lagu Iwan Fals berikut ini
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
Burung Garuda, bendera merah putih kita, pancasila dan untuk
muslim tentunya Al Qur’an, bukan cuma untuk dihafal, bukan cuma berisi
harapan-harapan manis.
Berbuat, amalkan yang tertera di sana. Mulailah berbuat suatu
kebaikan. Maka Anda akan menjadi seorang pahlawan, mungkin tidak dalam skala
besar, tapi setidaknya Anda dapat menjadi pahlawan bagi diri sendiri dan
keluarga. Bangkitlah saya, Anda, kita semua! Bangkitlah Pahlawan Indonesia!
Allahu Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar