Sore itu ,setelah mendapat telpon dari esti, teman
sekerjaku d kelas. aku langsung menstater motorku melesat maju, menuju rumah
siswiku berusia 7 tahun yang pendiam, pemalu dan baik hati itu. “syaqilla...syaqilla
meninggal.....” sepanjang perjalanan aq tak kunjung percaya, sampai aq melewati sebuah
gang yang berbendera kuning. kutegaskan mataku tuk melihat tulisan yang tertera
di atasnya. syaqilla binti wawan.
hening sejenak,
bulu kudukku berdiri, tanganku gemetar tapi cukup kuat untuk memegang
kendaraanku, kujalankan motorku pelan pelan hingga tiba dibelokan rumahnya.
apakah benar... aq bergumam sendiri tak memerlukan jawaban, namun seorang pria
melontarkan perkataan, ya.. benar bu, ini rumahnya syaqilla, syaqilla meninggal..
lirih ku berucap innalillahi
wa inna ilahi rojiiuun.
Bersegera, setengah
berlari aq merangsek ke rumahnya. masih sepi, baru beberapa orang, tak terlalu
kelihatan rasa sedih disana.. mataku hanya tertuju pada satu orang, seorang
nenek. Nenek yang tegar menyambut kami, ya neneknya syaqilla
ternyata syaqilla
masih dalam perjalanan dari rumah
sakitA. aq juga kurang tahu pasti apa penyebab syaqilla
meninggal, tapi yang pasti aq tak suka bertanya ini itu ketika sedang ta'ziyah.
lebih baik aq diam , duduk, dan menunggu jenazah syaqilla
menjelang maghrib
jenazah itu datang. bergetar tubuhku melihat bocah mungil yg kerap berinteraksi
denganku di kelas sudah terbujur kaku,
Ya Allah, she’s
just seven “bisikku dalam hati
Para penta’ziyah
meneteskan airmata. Seiring dengan masuknya syaqilla ke ruangan rumah megahnya
sampai dibaringkannya dihadapan kami semua.
Sungguh dzikrul
maut yang sangat nyata, 7 tahun, lucu, menggemaskan, menyenangkan.. yang jika
hati ini kotor, sungguh tak rela ia diambil pemilikNya
memang Allah sudah
mentakdirkan siapa yg akan menjadi tamunya kelak, sekarang, esok, cepat atau
lambat. tak kan bisa dipungkiri. Takkan bisa ditunda
Sang ibu menangis,
ayah dengan wajah memerah menahan kesedihan dengan menemui kedua anaknya yang lain, menemui
ibunda, mereka berpelukan, seperti saling mengetahui isi hati masing masing
mereka tak berkata-kata.
Selepas sholat
maghrib berjamaah . Kami duduk
melingkari jenazah syaqilla
“ Eh, jangan dibuka pak
Kaka lagi bobo.
Pipi...kaka bobo kaya bidadari ya
Iya de, kaka sudah
jadi bidadari sekarang
Kaka sudah meniggal
Tapi dia bahagia
disana
Dimana pi?
Di surga, ketemu
Allah de
Aku hanya bisa
melihat punggung seorang ayah yang sedang bertahan, memangku kedua
anak-anaknya. Sesekali meneteskan airmata, kemudian mencium dan memegang erat kedua
anak dipangkuannya. Sedangkan sang ibu, diseberangnya. Sedang mengusap-usap
pipi syaqilla, kemudian tertunduk menangis..lalu melakukan hal tersebut lagi.
Peristiwa in
memberikan ibroh padaku, seperti cemeti yang menghentakku..
Aku punya anak
sehat, ceria dan pintar. tapi seringkali ketidaksabaranku membuncah melihat
perilaku yang tak sesuai dengan keinginanku
kusadari karunia di
hadapanku sekarang berkah Allah yang tak ternilai, tak sanggup kubayangkan
mereka tak ada di sisiku
Ku bayangkan betapa
banyak waktu yg tersisa untk mereka setelah kelelahanku bekerja
Tak kupaksakan
tubuh ini tuk sekedar makan malam bersama, bertanya keadaan sekolah, keadaan
teman temannya, keadaannya.Hanya 10 menit dari waktuku.
Tidakkah ku
perhatilan kukunya yang memanjang, telinganya yang kotor. Hanya sekedar
meluangkan 10 menit dari keseharianku tuk memangkunya, membersihkan kuku
dan telinganya
Tak adakah waktuku
untuk sekedar melihat buku-buku mereka, mendengarkan keluhan dan kisah mereka,
hanya 5 menit terambil dari aktivitas pribadiku
Tak punyakah aku
waktu untuk sekedar memijat mijat, bercanda ria, bermain uno bersama, hanya 10
menit dari rasa lelahku
Tak adakah waktu
tersisa tuk mengajarkan mereka al qur'an, cintai Allah dan Rosulnya. menanamkan
nilai akhlak , hanya 15 menit sebelum tidurku
Tak adakah waktuku?
Cucian piring,
baju, rumah kotor, lebih menggoda untuk didekati
Tak adakah waktuku?
Allah mencabut
nyawa, sesuai siapa yang diinginkannya
Anak titipan
untukmu ren, seberapa keras, seberapa besar usahamu menjaganya.
Allah melihatnya...
Allah memberikan
kasih lewat sentuhanmu...
Allah memberikan
cinta lewat pandangan matamu...
seberapa pun usahamu
menjaganya. pergunakanlah sebaik-baiknya, maksimalkan seluruh jiwa ragamu untuk
mereka. jangan pernah menyerah tuk menanamkan seratus, seribu, semilyar se..tak
terhingga pada anakmu perilaku karimah
mumpung kau masih
bersamanya, mumpung kau masih bisa membelainya, mumpung kau masih bisa
menciumnya
sediakan saat saat
indah bersama anakmu, mengajarkan kecintaan pada Allah dan RasulNya, sehingga
ketika siapapun yang duluan Sang Pemilik mengambil . kau takkan malu, kau
berhasil mendidik mereka mencintaiNya
sehingga Ia berkata
"Ren, kau ibu
yang hebat. kau berhasil, kau layak masuk surgaKu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar