LANGSING ALA RASULULLAH
“Islam cinta keadilan...takkan takut akan rintangan...”
terdengar lirik lagu dan gelak tawa beberapa guru. Saya segera menghampiri,
ternyata beberapa guru sedang berlatih gerakan senam diiringi nasyid tersebut.
Tak berapa lama kemudian, seorang guru menghampiri saya “ Ren, ayo latihan!”, “Latihan
apa?”, badminton ujarnya. Oh iya setengah berlari saya mengejarnya. Dalam
perjalanan menuju ke hall, saya melalui beberapa guru yang sedang berlatih
volley di lorong kelas dua. Subhanallah....tiba-tiba seluruh Nurul Fikri berada
dalam euforia olahraga.
Ada yang berlatih senam, volley, badminton dan
lain-lain...dalam gelak canda di sela-sela persiapan pertandingan Pekan
Olahraga ini. Banyak selentingan ucapan yaitu “biar langsing!”. Ha..ha.. untuk
ibu-ibu seumuran saya ke atas, apalagi sudah memiliki anak, badan tumbuh
kesamping menjadi hal yang sungguh nyata dan sulit dihentikan ataupun
diturunkan.
Namun perkataan “biar langsing” tersebut, saya yakin bukan
pernyataan ringan, tapi memang keluar dari lubuk hati yang paling dalam.
Langsing atau lebih tepatnya memiliki berat badan tubuh ideal menjadi dambaan
setiap orang. Sebenarnya lebih kepada memiliki tubuh proporsional membuat kita
lincah bergerak, nafas tidak tersengal-sengal, bertenaga dan enak dipandang
juga J.
Memiliki tubuh proporsional tidak terlepas dari gaya hidup
yang kita lakukan. Lihatlah betapa banyak iklan di televisi mengenai makanan yang
mengajak para penontonnya untuk dapat makan sebanyak-banyaknya tapi tetap
langsing badannya. Perhatikan saja banyak iklan makanan dan banyak pula iklan
obat pelangsingnya.
Nah, berikut ini adalah kiat langsing ala Rasulullah yang
bisa kita ikuti:
1.
Kita tidak
makan sebelum lapar. Pada point ini kita belajar tentang timing (pengaturan alokasi waktu)
2.
Kita berhenti
sebelum kenyang, (QS Thaha;18) point ini mengajarkan kita tentang portion (sesuai porsi)
3.
Perbanyak
puasa, tentunyasudah banyak yang tahu mengenai manfaat puasa. Dan kalau
kita rajin berpuasa sunnah (senin kamis, ayyamul bid) plus puasa ramadhan, maka
sesungguhnya kita telah berpuasa selama setengah dari jumlah hari dalam setahun
(kecuali kami perempuan karena terpotong haid)
4.
Tidak
pernah berhenti beraktivitas. Dalam hal ini Rasulullah mencontohkannya
dengan perang. Poin ini kita belajar tentang olahraga. Kenapa dicontohkannya
perang, karena dalam perang kita memeras
otak untuk mengatur strategi , dalam perang ada berlari, dalam perang ada
terjatuh lalu bangkit lagi, dalam perang ada angkat beban dan terlebih pasti
ada tekanan-tekanan psikologis. Otak, pikiran dan tubuh sama-sama dioptimalkan.
Secara kesehatan sesungguhnya manusia itu hanya mempunyai
dua penyakit yang pertama sakit fisik dalam hal ini seperti patah tulang dan
semacamnya yang berhubungan dengan fisik seseorang. Yang kedua sakit
keseimbangan, seperti penyakit jantung, stroke, kanker, ginjal dll. Semua
penyakit ini adalah hasil dari akumulasi gaya hidup yang tidak sehat dalam
jangka waktu yang panjang.
Semua hal ini tidak terjadi di zaman Rasulullah, bahkan
dalam usia senja mereka masih sanggup menunjukkan kekuatannya dalam mengikuti peperangan.
Ini karena mereka memiliki kondisi tubuh yang prima disertai gaya hidup yang
sehat.
Sedangkan kita , saya terutama akibat gaya hidup yang salah,
masih usia muda sudah dilarang makan enak (kolesterol). Seperti ustad Anis
Matta pernah katakan sesungguhnya itu adalah penyempitan rahmat, bukan
penyempitan pembuluh darah (kala itu saya merasa sangat tersindir J
Saran dokter kala itu, saya hanya diminta untuk rajin
berolahraga.
Untuk panitia POR SIT Nurul Fikri saya mengucapkan apresiasi
yang besar, karena telah memberikan peluang pada saya untuk “terpaksa”
berolahraga (soalnya saya malas olahraga). Dan acung jempol pula pada guru-guru
yang memang melakukan olahraga rutin seperti bu Latifah setiap hari jalan kaki
menuju sekolah, beberapa kali saya tawarkan tumpangan motor tidak pernah mau,
karena memang sudah diniatkan untk berolahraga sepanjang perjalanan menuju
sekolah tersebut.
Akhirul kalam, semoga kesungguhan untuk memiliki tubuh yang
langsing(proporsional) dan tentu saja
sehat, bisa terealisasi.
Bukan hanya untuk kepentingan pribadi saja, tapi juga
diniatkan sebagai bekal mengemban amanah
yang lebih besar lagi yaitu menebarkan kebaikan, keindahan Islam di muka bumi.
Jika kita sakit-sakitan, tentunya kontribusi kita terhadap dakwah berkurang. Allahu
Akbar!!