Label

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Oktober 2016

Suntik Meningitis di RS Fatmawati

“Bu dokter, kalau saya gak mau suntik, saya bisa dapat kartu kuningnya gak?’ Tanya seorang pemuda yang berusia 20-an, dengan antrian satu nomor di depan saya.
“Ya nggak bisalah, kartu kuning ini salah satu syarat untuk umroh atau haji,” jawab dokter itu dengan suara agak keras.
“Tapi saya gak berkenan untuk disuntik. Saya hanya mau ibadah,” ujar pemuda itu bersikeras.
“Ya terserah anda saja, tapi saya tidak mau mengeluarkan kartu kuning ini,” bantah bu dokter itu dengan santai.

Minggu, 04 Mei 2014

Wahai damai..Peganglah Tanganku




Beberapa hari yang lalu, saya sedang terheran-heran melihat seseorang yang dengan keras kepalanya menuntut, menekan, memaksa, menyalahkan orang lain, mengecilkan orang lain, meremehkan , mencerca dan bahkan tidak memberi kesempatan orang lain untuk bicara.Sehingga membuat seisi ruangan terperangah, takjub akan kelakuannya yang membuat kesal hampir seluruh isi ruangan..dan anehnya, ia sama sekali tak merasa telah membuat semua orang tak nyaman. Seperti gunung es meletus, ia meledak tiba-tiba dan serpihannya mencabik orang di sekitarnya. Oh my God, dia seorang ikhwah yang notabene sudah kenyang dengan materi materi tarbiyah. Bagaimana mungkin dia tidak bisa dibuat mengerti akan suatu keadaan atau situasi.

Tiba-tiba ada satu kata terlintas...”Damai”... 

Pasti banyak orang yang merindukan suasana damai, baik di lingkungan keluarga, pergaulan maupun dalam lingkup terbesar, yaitu negara. Tapi seringkali kita menyerahkan terjadinya perdamaian pada itikad baik orang lain, tanpa kita mau memulainya duluan.

Padahal inti dari terciptanya perdamaian itu dimulai dari kemampuan kita berdamai dengan diri sendiri. Artinya? Kita tidak lagi disibukkan oleh pertanyaan-pertanyaan menyangkut diri sendiri. Misalnya tentang saya seperti apa, bagaimana orang memandang saya, dsbnya. Tapi bukan berarti kita cuek atas pendapat orang lain atau tidak peduli pada diri sendiri, melainkan hal-hal itu sudah lama kita proses dan kita temukan jawabannya.

Untuk bisa berdamai dengan diri sendiri memang tak mudah. Harus banyak sisi positif dari diri kita yang dimunculkan dan kita yakini. Sisi negatif dari diri kita harus selalu diupayakan untuk mengubahnya, minimal menguranginya. Butuh kemampuan untuk menerima kenyataan, akan hal yang tidak bisa didapatkannya. 
Seorang anak kecil ketika menginginkan mainan bersikeras mengatakan
 “Pokoknya aku mau itu!, harus beli!”. 
Orang mungkin akan maklum karena ia masih anak-anak, tapi kalau orang dewasa seperti itu, tentu tidak sama.
 
Apakah tokoh pada cerita diawal, termasuk orang yang tidak bisa berdamai dengan diri sendiri?

Berikut ciri-ciri orang yang tidak bisa berdamai dengan

Jumat, 14 Februari 2014

Will you be my wife?

Bismillahirrohmanirrohiimm “Jangan, jangan kau lakukan ini, jangan kau tinggalkan aku” “ Ambillah jiwaku jika memang itu yang kau inginkan” itulah sepintas dialog yang kutonton di film twilight saga semalam. Betapa rapuhnya si Bella ketika Edward meninggalkannya. Berbulan bulan ia hanya mengurung diri di kamar, selalu bermimpi buruk dan bahkan ia melakukan perbuatan-perbuatan yang mengancam jiwanya demi untuk melihat bayangan kekasihnya si Edward itu. Film itu merupakan salah satu film percintaaan yang booming di tahun 2013, aku bahkan sudah menontonnya berkali-kali. Romantisme menjadi dagangan yang laris dari hari kehari. Kata-kata manis dan melambungkan jiwa menjadi sebuah kegemaran yang dirindukan. Gambaran romantisme film itu memang luar biasa menyedot perhatian kita, khususnya anak muda dan apalagi pasangan yang jatuh cinta.

Terpikir olehku ketika si Bella mengurung diri dikamarnya berbulan-bulan..begitukah rasanya patah hati, kalau begitu mendingan gak usah jatuh cinta. Begitukah kehilangan orang yang dicintai hingga ingin menyusulnya kemanapun ia pergi, sekalipun menuju kematian.Masa sih segitunya?

Minggu, 08 Desember 2013

MAKNA MASJID DALAM KEHIDUPAN

 “Mi, aku jadi inget, aku pernah browsing di sekolah, ada mesjid namanya aneh banget mi” Azzam memecah keheningan di tengah perjalanan kami menuju Bumiayu
“Memang apa namanya?” ujarku
“Namanya itu apa yaa..aku sudah makan atau aku mau makan apa gituu..” katanya sambil mengernyitkan dahi
“Iya ya, aneh. Coba kita browsing !” Maryam segera menggaet tab yang ada di tasku dan
“tulis apa mi?”
Ketik “mesjid aneh”.
Nah didapatlah nama mesjid Shanke yadem (anggap saja saya sudah makan). 
Kalau di Indonesia, nama mesjid kaya gitu di terima gak ya? hahaha..nama yang aneh untuk sebuah mesjid. Tapi ...Pastinya ada cerita di balik nama tersebut.
Mesjid ini berada di Turki, nah kalau mau ke Turki jangan cuma lihat Blue Mosque aja, tapi coba cari Mesjid Shanke yadem ini.
Tepatnya di pinggiran kota Istanbul, Al Fateh. Konon katanya ada seorang faqir yang bernama Khoiruddin Affandi ingin sekali membuat mesjid di kampungnya, setiap hari selepas bekerja, ia mendapatkan upah yang tidak seberapa. Upah tersebut tentunya untuk kebutuhan hidupnya terutama makan, nah kadang-kadang kita kan ingin makan enak tuh, pergi ke resto padang atau ingin coba steak dan semacamnya. Begitupun dengan si Khoiruddin ini, yang membedakan adalah ketika ia berkeinginan untuk makan makanan seperti itu, ia hanya membeli makanan sesuai kebutuhan perutnya saja sambil membayangkan makanan yang nikmat tadi. Sisa uangnya dimasukkannya ke tromol dan ia mengatakan pada dirinya sendiri ‘ahh, anggap saja saya sudah makan.
Begitu seterusnya, sampai pada akhirnya uangnya dirasa cukup untuk membangun masjid. Khoirudin mengemukakan niatnya, pada acara pertemuan warga desa, terbayang reaksi para tetangga, mereka terkejut bukan main. Khoirudin si faqir yang wara’ bisa mempunyai uang banyak untuk tujuan mulia tersebut. Kalau anda jadi tetangganya pasti ingin tahu, bagaimana caranya ia bisa mempunyai uang sebanyak itu?. 
Khoiruddin menceritakan pengalamannya dalam mengumpulkan uang tersebut, masyarakat tersenyum senyum saling memandang, juga bercampur haru. Ada yang nyeletuk bagaimana jika kita namakan mesjid ini Shanke Yadem (anggap saja sudah makan), mereka tertawa tergelak. Kemudian disepakatilah nama mesjid itu Shanke Yadem. Masyarakat sekitar bahu membahu membangun mesjid, sedangkan yang mendanai bahan-bahan bangunannya adalah tromol khoiruddin.
yang luar biasa adalah azzamnya, keinginannya yang kuat untuk membangun rumah Allah, walaupun dengan segala keterbatasannya, yang dalam bayangan tak mungkin ia dapat membangun mesjid. Ia adalah seorang yang miskin, tapi keinginannya tersebut bisa mendobrak segala kemustahilan, doa yang kuat dan ikhtiar tiada henti, serta harapan yang tiada putus.
Saya jadi teringat kisah khoiruddin yang lain.

Selasa, 01 Oktober 2013

Celengan Qurban



“Bu, Adian bawa celengan.....” salah satu anak berteriak
“Bu recehan semua,
“Wah, banyak amat Adian
“Yahh isinya cuma logam, seratusan
“Eh nggak, ada  yang lima ratus, seribu
Suara siswa bersahut sahutan,mereka  be rebutan ingin melihat celengannya,
Adian segera menuju ku, menuju kotak infaq yang kupegang. tepatnya.
Srengg, klontang... puluhan uang receh terjun dari celengannya,dari kaleng bekas biskuit panda yang ia gunakan untuk celengannya. Sontak seluruh siswa tepuk tangan.
“Horee...Adiaann
Pengumpulan infak qurban berakhir penuh makna, bukan hanya sekedar meletakkan uang ke kotak infak. Tapi pagi ini kami belajar tentang pengorbanan, keikhlasan, kesabaran, keyakinan, harapan dan impian.
Pengorbanan seorang anak kecil yang merelakan uang yang dikumpulkan diberikan pada orang lain
Keikhlasan
Kesabaran, kesabarannya dalam mengumpulkan uang tersebut bertahun-tahun untuk digunakan disaat yang tepat
Harapan dan impian, kami belajar banyak tentang harapan dan impian
Adian memiliki harapan bahwa setiap uang yang ia infakkan dapat memberikannya surga.
Siapa yang tahu bagaimana surga?
Siapa yang tahu, apakah setiap uang yang ia infakkan untuk kurban, bisa membantunya menuju surgaNya?
Siapa yang tahu?.. tidak ada yang tahu.
Tapi ia yakin, yakin sekali bahwa setiap receh yang ia kumpulkan untuk hewan qurban, dalam setiap helai rambut hewan kurban itu nantinya, akan ada kebaikan dia disana.
Ia yakin pada hari kiamat nanti hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Dan darah hewan qurban itu akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di mana pun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah.
Ia yakin Allah akan mencintainya dengan ia berinfak, sholat yang rajin, beribadah sungguh-sungguh.
Keyakinan ini adalah iman.

Senin, 02 September 2013

SYAQILLA KU..................



Sore itu ,setelah mendapat telpon dari esti, teman sekerjaku d kelas. aku langsung menstater motorku melesat maju, menuju rumah siswiku berusia 7 tahun yang pendiam, pemalu dan baik hati itu. syaqilla...syaqilla meninggal..... sepanjang perjalanan aq tak kunjung percaya, sampai aq melewati sebuah gang yang berbendera kuning. kutegaskan mataku tuk melihat tulisan yang tertera di atasnya. syaqilla binti wawan.
ya benar, itu siswiku...

Minggu, 02 Desember 2012

Dengarlah!!!

Aku marah ketika ada orang yang bilang bahwa anak-anak Palestina di doktrin oleh Israel
Aku marah ketika ada orang bilang mengapa jauh-jauh membantu Palestina sedangkan yang dekat ada
Aku marah ketika ada orang yang tidak mengerti keterikatanku, kedalamanku, kecintaanku pada Palestina begitu dalam.
Bagaimana mungkin mereka di doktrin untuk membenci Israel, ketika ayah, bunda, adik, kakak, saudara,
 mati di depan mereka. semua bayangan tentang ayahnya yang mereka inginkan lenyap dalam sekejap.
Bagaimana mungkin mereka di doktrin untuk membenci Israel, ketika secara langsung semua orang yang dikasihi hilang dalam dekapan menjadi sebuah bayangan yang indah.
SUDAH OTOMATIS!! benci itu datang. Dengarlah wahai para sekulerism, wahai para manusia yang mengagungkan dirinya sebagai pembawa kedamaian
yang selalu mengagungkan kasih
Add caption
Bagiku tak ada kasih, tak ada sayang tak ada belas sedikitpun bagi zionis Israel. DENGARKANLAH baik-baik

Minggu, 11 November 2012

Wujudkan Ide-ide mu




“Ihh, kantin kita kotor ya, sampah dimana-mana...gak ada yang ngerti kalimat tong sampah kali ya?”, Ujar salah satu siswi
“Eh, gimana kalau kita ambilin aja sampah yang ada, yang dekat kita aja, gak usah yang jauh-jauh” temannya berpendapat
Sontak satu meja mentertawakannya.
Mereka memberikan komentar bersahutan, “ Ah sok alim luh”, “ Eh jeng, udah ada petugasnya, ngapain repot-repot?!”, “ Sana kalau kamu mau, aku sih ogah”. Lalu satu anak mengomandoi sambil mengarahkan lainnya untuk menunjuk pada salah satu siswi yang memberikan ide tersebut “1..2..3..” Yaaa”
Siswi itu menjawab “Aku kan cuma memberikan ide, daripada kalian pada complaint sampah terus setiap hari!, kedut-kedut kupingku tahu!”


Dan serangkaian kalimat lainnya ketika saya sedang bersama mereka.
Memang, untuk bergerak dan menjadi diri sendiri dikalangan remaja itu sulit. Mengapa saya bisa bicara begini, karena saya juga pernah menjadi remaja, 20 tahun yang lalu. Nge geng, berkelompok, ngobrolin cowok, ngobrolin orang, mencela orang memang paling enak kalau dikerjakan rame-rame. Belum di tambah kalimat celaan yang berlomba-lomba dimunculkan, siapa yang mencela paling parah yang jadi pusat perhatian.  Seru habis kalau udah mencela orang.
Untuk remaja, percaya pada diri sendiri, menjadi diri sendiri agak sulit. Butuh remaja dengan kepribadian kuat yang berhasil, sisanya gemar untuk menjadi follower.
Saya teringat kisah Columbus  sepulang ia menjelajah samudera dan menemukan benua baru yang ia sebut Amerika. Banyak orang yang salut padanya, dan banyak pula yang mencibir. Di antara mereka ada yang mencibir,”kalau sekedar menemukan daratan yang sudah ada pun saya juga bisa”

Sabtu, 10 November 2012

Arti KePahlawanan



Baru saja selesai menonton Live, Love and Music di ANTeve. Kebetulan bintang tamunya Iwan Fals yang
setiap lirik lagunya begitu dalam dan penuh makna. Dipandu oleh Vincent sebagai hostnya.
Di setiap pergantian lagu, Vincent melakukan obrolan dengan bang Iwan.
         “Bang, saya fans berat bang Iwan. Bagi saya bang Iwan adalah Pahlawan saya.” Ucapnya
         “Kenapa” balas bang Iwan.
         “Karya-karya abang banyak menginspirasi saya” jawab Vincent yang kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
         “Bang, apa arti pahlawan menurut abang?”
Sedikit ragu, sambil memegang-megang jenggot tipis yang menaungi dagunya bang Iwan menjawab
         “Pahlawan itu, apa ya... Pahlawan itu ya...orang-orang yang tidak pernah menyebut dirinya pahlawan. Ia hanya berguna. Anda, saya, kita semua pahlawan.Betul?”
         Senyuman yang menjadi ciri khasnya menemani pandangan matanya mengitari ruangan studio yang sesak dengan fans OI.
         Percakapan itu tentunya bukan tanpa maksud. Percakapan itu berkaitan dengan hari ini tanggal 10 November yang tertera pada kalender Indonesia sebagai hari Pahlawan.